Razer Synapse: Inovatif atau Overrated?
Mangbobo Digital - Razer adalah salah satu nama besar di industri gaming yang terkenal dengan produk-produk berkualitas tinggi seperti mouse, keyboard, headset, dan laptop. Namun, di balik kecanggihan perangkat kerasnya, ada satu elemen yang menjadi pusat kendali dari semua itu: Razer Synapse.
Software ini diklaim sebagai platform all-in-one untuk personalisasi dan pengaturan perangkat Razer. Tapi pertanyaannya, apakah Razer Synapse benar-benar inovatif, atau justru overrated? Artikel ini akan mengupas kelebihan dan kekurangannya secara objektif.
Apa Itu Razer Synapse?
Razer Synapse adalah perangkat lunak konfigurasi berbasis cloud yang memungkinkan pengguna untuk mengelola dan mempersonalisasi perangkat Razer mereka. Melalui Synapse, pengguna bisa:
- Membuat makro dan pemetaan tombol.
- Mengatur pencahayaan RGB Chroma.
- Menyimpan profil pengaturan di cloud.
- Melakukan update firmware perangkat.
- Mengaktifkan fitur gaming seperti Hypershift, Snap Tap, dan lainnya.
Alasan Mengapa Synapse Dianggap Inovatif
1. Semua Dalam Satu Tempat
Satu software untuk semua perangkat Razer—mulai dari mouse, keyboard, headset, hingga kursi gaming. Pengguna tak perlu menginstal banyak aplikasi terpisah.
2. Cloud Sync
Semua pengaturan bisa disimpan di cloud. Ini memudahkan saat berpindah PC atau menggunakan perangkat Razer di tempat lain—cukup login, dan semua profil langsung aktif.
3. Kustomisasi Lanjutan
- Fitur makro kompleks untuk game atau produktivitas.
- Key remapping dan fungsi multi-layer seperti Hypershift.
- Razer Chroma Studio untuk menciptakan efek pencahayaan RGB yang sangat kompleks dan sinkron dengan game tertentu.
4. Update Terus Berkembang
Dengan hadirnya Razer Synapse 4, performa jadi lebih cepat, desain lebih intuitif, dan muncul fitur-fitur baru seperti Snap Tap yang sangat berguna dalam game kompetitif.
Apakah Razer Synapse Juga Overrated?
Meskipun banyak keunggulan, tak sedikit pengguna yang merasa kecewa karena beberapa kelemahan berikut:
1. Terlalu Berat untuk Sistem
Synapse kerap dikritik karena menggunakan banyak RAM dan CPU, bahkan saat idle. Ini jadi masalah serius bagi pengguna dengan spesifikasi menengah ke bawah.
2. Startup Lambat
Software ini memerlukan waktu loading yang cukup lama saat pertama kali dibuka atau saat sistem dinyalakan.
3. Ketergantungan Berlebihan
Beberapa fungsi dasar perangkat seperti pengaturan RGB atau tombol makro tidak akan aktif jika Synapse tidak berjalan di background. Bagi pengguna yang lebih suka plug-and-play, ini bisa sangat mengganggu.
4. Bug dan Error
Sejumlah pengguna melaporkan bug pada pembaruan tertentu, seperti preset yang hilang, perangkat tidak terdeteksi, atau RGB yang tidak sinkron.
Dibandingkan dengan Software Lain, Bagaimana?
- Razer | Synapse | Kustomisasi canggih, efek RGB kompleks | Berat, butuh login online
- Logitech | G HUB | Ringan, UI modern | Fitur RGB masih terbatas
- Corsair | iCUE | Visualisasi RGB hebat, banyak preset | Cenderung berat juga
- SteelSeries | GG / Engine | Simpel dan ringan | Tidak sekompleks Synapse
Jadi, Inovatif atau Overrated?
Inovatif karena:
- Kemampuan kontrol yang sangat mendalam.
- Integrasi antardevice yang seamless.
- Mendukung kustomisasi ekstrem bagi gamer hardcore dan kreator.
Overrated jika:
- Kamu hanya butuh perangkat plug-and-play tanpa ribet.
- Sistem kamu punya resource terbatas.
- Tidak ingin software yang harus selalu berjalan di latar belakang.
Kesimpulan
Razer Synapse adalah software yang powerful, tapi tidak sempurna. Jika kamu adalah pengguna yang haus akan personalisasi maksimal dan siap dengan kompromi soal performa sistem, maka Synapse adalah alat yang sangat inovatif. Namun, jika kamu menginginkan solusi yang ringan, cepat, dan simpel mungkin Synapse akan terasa sedikit overrated.